Maukah kamu menjadi istriku nanti?
Kata itu bergema didasar hati.
Bagai frekuensi tinggi.
Dengan amplitudo yang lamdanya tidak di ketahui.
Saat kau ada d hadapanku.
Ingin kata itu kuucap dengan berani.
Namun, malunya tak kalah berani.
Membuatku mengurungkan niatku lg.
Sejenak ku berpikir.
Tak peduli seberapa besar cintaku padanya.
Tapi seberapa besar cintanya padaku.
Sungguh hatiku hampa ingin di isi.
Hatiku penuh dgn cinta kepadamu.
Hati ini rindu akan senyummu.
Hati ini panas terbakar cemburu.
Seakan V.Rossi tertinggal jauh d belakang.
Hati ini berpacu cepat ingin memilikimu.
Ukh.
Apakah cintaku terbalas?
Apakah cinta ini benar?
Memilih mana yg baik?
Tapi kuyakinkan tuk memilihmu.
Bukan kau yg layak untukku.
Tapi aku yg layak untukmu.
Jika kau bertanya tentang cintaku
Maka cinta ku semurni AQUA.
Se OK RCTI dan
Se Tajam SILET.
Mungkin engkau berpikir aku bercanda?
Benar. Itu hanya promosi belaka.
Tapi sesungguhnya.
Murninya cintaku senetral campuran basa kuat dan asam kuat.
Luasnya mengarungi 7 samudra.
Tingginya Setinggi langit ketujuh.
Dan indahnya dari 7 warna pelangi.
Dan jika kau bertanya, mengapa langsung ke istri?
Karena aku tak ingin menjadikanmu pacar. Tapi sebagai istri dan ibu dari anak2 kt.
Namun Jika kau tak mau, maka pupuslah harapanku.
Laksana gugur pohon.
Kami laki2 berhak memilih dan kalian wanita berhak menerima atau menolak.
Jk engkau menolak, maka tak apa.
Aku akan terima, walau hati terasa terluka.
Namun ada juga rasa lega.
Telah mengetahui hatimu ttg aku.
Namun saat ini aku masih belum memilih.
Dan masih bingung dengan cinta ini.
Dengan siapa harus kubagi.
Seandainya aku siap.
Maka akan kukatakan kalimat itu sekali lagi.
Maukah kamu menjadi istriku nanti?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar